Biaya Perang Israel-Iran: Anggaran Fantastis dan Dampaknya
Anggaran Harian yang Mencengangkan
Sejak pecahnya perang antara Israel dan Iran pada pertengahan Juni 2025, Israel harus menggelontorkan anggaran yang sangat besar untuk mendanai operasi militernya. Menurut laporan dari mantan pejabat senior pertahanan Israel, Brigjen (Purn) Re'em Aminach, Israel menghabiskan sekitar 725 juta dolar AS per hari, atau setara dengan Rp11 triliun, hanya untuk kebutuhan langsung perang seperti rudal, jet tempur, bahan bakar, dan penempatan pasukan.
Dalam dua hari pertama konflik, total pengeluaran mencapai 1,45 miliar dolar AS (sekitar Rp22 triliun). Biaya ini mencakup serangan ofensif awal ke Iran senilai 593 juta dolar AS dan sisanya untuk pertahanan seperti sistem pencegat rudal dan mobilisasi pasukan cadangan.
Dampak Ekonomi dan Sosial
Pengeluaran besar ini belum termasuk kerusakan properti sipil dan dampak ekonomi yang lebih luas. Aminach menekankan bahwa biaya tidak langsung seperti penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) belum bisa dihitung secara pasti. Namun, tekanan terhadap anggaran negara sudah mulai terasa. Kementerian Keuangan Israel bahkan menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2025 dari 4,3% menjadi 3,6% karena dampak perang.
Selain itu, Dana Kompensasi Sipil Israel telah mengeluarkan sekitar 3 miliar shekel untuk menutup kerusakan properti sejak awal tahun. Belanja pertahanan kini mendekati 7% dari PDB, menempatkan Israel di posisi kedua setelah Ukraina dalam hal pengeluaran militer terhadap PDB.
Korban dan Eskalasi Konflik
Perang yang telah berlangsung selama lebih dari seminggu ini terus menunjukkan eskalasi. Hingga 20 Juni 2025, korban tewas di pihak Israel mencapai 25 orang, sementara Iran melaporkan setidaknya 224 korban jiwa, termasuk komandan militer, ilmuwan nuklir, dan warga sipil. Iran juga melancarkan serangan balasan besar-besaran menggunakan drone bunuh diri, rudal, dan pesawat tempur.
Dengan biaya yang terus membengkak dan korban yang terus bertambah, konflik ini tidak hanya menjadi tragedi kemanusiaan, tetapi juga ancaman serius terhadap stabilitas ekonomi dan sosial kedua negara.